Rabu, 13 Agustus 2014

Jadikan Wajah Kantor Pajak yang Menyenangkan, Bukan Menyeramkan..



           Yuk refresh kantor kita. Saya akan mengambil sampel dari tempat yang paling dekat dengan saya, yaitu  TPT Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkalan. Tempat Pelayanan Terpadu atau TPT adalah wajah kantor yang pertama kali terlihat oleh wajib pajak dan masyarakat ketika berkunjung ke KPP. Berikut tips yang diberikan oleh tim kreatif KPP Pratama Bangkalan dalam membuat suasana TPT yang lain daripada yang lain.
1. Berilah kesan hijau (dengan tanaman asli atau buatan) begitu wajib pajak atau tamu lainnya memasuki pintu TPT. Kesan ini membuat wajib pajak merasa sejuk dan segar sehingga meminimalisir tingkat emosi wajib pajak apalagi iklim kota Bangkalan yang selalu panas menyengat di siang hari. Pesan sambutan Anti Korupsi dalam bentuk tulisan seperti pada gambar adalah alat pencegah yang ampuh bagi wajib pajak maupun petugas pajak yang mau coba-coba menyuap atau korupsi

2. Penambahan taman di sudut ruangan ditambah dengan air mancur atau gemericik air memberi sensasi relaksasi anti stres bagi tamu yang datang meski hanya seluas 2 meter persegi. Jangan lupa untuk dilakukan perawatan setiap hari agar tanaman dan air selalu segar.

3. Sediakan sarana baca mulai dari perpustakaan mini, papan pengumuman, koran, dan komputer layanan mandiri. Kebanyakan tamu yang datang ke KPP Pratama adalah wajib pajak yang sibuk atau hobi membaca sehingga ketika menunggu antrian atau sekedar istirahat, mereka merasa senang jika bisa menambah wawasan mereka dengan membaca. Untuk perpustakaan mini kami buat seunik dan seefisien mungkin mengingat keterbatasan dinding dan ruangan. 



4. Tamu yang membawa anak kecil sangat senang dengan adanya Taman Bermain Anak. Sederhana saja, cukup memanfaatkan pojok ruangan yang kosong dengan diisi mainan yang awet dan tidak menghabiskan tempat.


5. Buatlah TPT Tematik yaitu semacam dekorasi intern TPT yang diganti-ganti disesuaikan dengan tema yang sedang marak pada saat itu. Untuk bulan ini kami menggabungkan tema Lebaran dan Agustusan sehingga akan terlihat warna merah putih dan bentuk ketupat di mana-mana. Kostum petugasnya juga harus matching dong. ;-)


            Kalo udah gini, anak kecil aja bakalan berani datang ke KPP sendirian karena tidak lagi menyeramkan, tetapi menyenangkan. insyaAlloh, amin. Akhir kata, mohon maaf lahir dan batin. MERDEKA!!! ;-)

Kamis, 06 Maret 2014

Frontliner Direktorat Jenderal Pajak



Menjadi front liner (dikenal sebagai petugas TPT) KPP Pratama di bawah Direktorat Jenderal Pajak bukanlah hal yang mudah untuk siapapun. Tugasnya hanya satu, menerima laporan wajib pajak. Akan tetapi, mbleber-mblebernya itu  yang membutuhkan energi luar biasa. Laporan wajib pajak atau yang dikenal SPT (Surat Pemberitahuan) ada dua macam, SPT Tahunan dan SPT Masa. SPT Tahunan terdiri dari SPT Tahunan Badan dan ada SPT Tahunan Orang Pribadi, SPT Tahunan Orang Pribadi meliputi 1770 SS, 1770 S, dan 1770. SPT Masa meliputi SPT Masa PPN dan SPT Masa PPh. SPT Masa PPN meliputi SPT Masa PPN 1111, 1111 DM, dan 1107 PUT. SPT Masa PPh yang paling popular terdiri dari SPT Masa PPh 21, 22, 23, 4 ayat 2.  Sementara itu, kami juga menerima lebih dari 20 jenis permohonan lain selain terkait dengan NPWP. Permohonan terkait NPWP juga ada lebih dari 10 macam. Di luar itu semua, masih banyak wajib pajak yang sambil berkonsultasi ketika mengajukan laporan-laporan tersebut.

            Sebagai penerima tamu, kami harus bersikap sebaik dan semanis mungkin. Apapun pertanyaan dan keluhan wajib pajak harus kami jawab sebaik mungkin. Kami adalah wajah Direktorat Jenderal Pajak. Orang akan berpikir bahwa DJP sudah ramah karena senyum kami. Orang akan beranggapan bahwa DJP itu rumit juga karena cara penyampaian kami.

DJP bukanlah institusi yang sepenuhnya modern sehingga masih banyak kekurangan terkait peraturan dan kepraktisan sarana dan prasarananya.  Masih banyak peraturan yang rumit dan perlu penyederhanaan lagi agar lebih mudah difahami dan dimengerti masyarakat. Selain itu, terlalu banyaknya formulir yang digunakan menyebabkan timbulnya asumsi “sudah ruwet sebelum mengisi”.  Ke depannya, DJP berharap bisa mengurangi penggunaan kertas dengan pelaporan SPT secara e-filing. Saat ini sudah bisa dinikmati pelaporan e-filing tanpa biaya untuk SPT Tahunan 1770 S dan 1770 SS. Selain itu, masih berbayar dengan menggunakan jasa pihak ketiga (ASP).

DJP juga bukan instansi independen apalagi swasta yang bisa memutuskan kebijakannya sendiri tanpa campur tangan atau persetujuan atasannya sehingga kebijakan-kebijakannya serba lamban dan masih birokrasi minded.

DJP juga bukan lembaga zakat yang begitu adil dan sederhana dalam penghitungannya sehingga perlu energi ekstra supaya seluruh masyarakat mau mengikuti aturan pajak dengan sukarela.

            Tetapi menjadi petugas TPT sangatlah menyenangkan dan bermanfaat. Tanpa kuliah di jurusan ilmu komunikasi, kami bisa mengerti kapan kami menggunakan nada rendah ketika berbicara, kapan kami harus tegas menghadapi lawan bicara, dan kapan kami harus menangkap maksud wajib pajak ketika wajib pajak tidak bisa berbahasa Indonesia. Tanpa kursus brevet pajak, kami harus bisa memahami sedikit demi sedikit materi perpajakan dasar dari A sampai Z karena kami akan malu jika ada wajib pajak bertanya dan kami tidak tahu. Tanpa menjadi ahli komputer, kami  dituntut untuk memahami dasar-dasar aplikasi DJP seperti e-SPT karena banyaknya wajib pajak yang mengalami kendala ketika menginstal dan mengisi e-SPT. Tanpa harus menjadi model pun, kita sedikit mengerti bahwa menjadi “enak dilihat” itu sudah membuat wajib pajak nyaman dengan pelayanan kami.
           
            Terima kasih telah mengunjungi kami, silakan datang kembali.

Sabtu, 25 Januari 2014

Delapan Aksioma Kehidupan..


- Hidup adalah pilihan. Setiap pilihan mengandung resiko. Memilih tetapi tidak berani menanggung resiko adalah keburukan. Lebih buruk lagi jika takut memilih karena takut akan resiko.

- Hidup adalah perjalanan. Perjalanan itu butuh bekal. Melakukan perjalanan tanpa bekal itu kebodohan. Lebih bodoh lagi yang tidak mau melakukan perjalanan karena tidak mempunyai bekal.

- Hidup adalah harapan. Berharap tanpa usaha itu kemandegan. Lebih mandeg lagi yang tidak berharap apa-apa.

- Hidup adalah cinta. Mencintai tanpa merindui itu hambar. Yang tidak merasakan rindu karena tidak memiliki cinta itu lebih hambar lagi. :)

- Hidup adalah bergaul. Bergaul pasti ada gesekan. Bergaul tapi tak mau mengenal gesekan itu kerdil. Lebih kerdil lagi yang tidak mau bergaul karena takut bergesekan.

- Hidup adalah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan. Berjuang tanpa berkorban itu seperti banyolan. Lebih mbanyol lagi yang tidak mau berjuang karena takut berkorban.

- Hidup juga perjuangan yang butuh senjata. Tanpa senjata, kita konyol. Lebih konyol lagi jika kita tak mau berjuang alasannya tidak punya senjata.

- Hidup adalah pertarungan. Pertarungan tanpa kekuatan adalah kekalahan. Tak mau bertarung karena merasa tak punya kekuatan itu lebih kalah lagi.

Diketik dari pertemuan pekanan dengan murobbi. Disampaikan oleh ustadz Prapto. Wallohu A'lam.

Sabtu, 18 Januari 2014

Percayakan kepada-Nya (gubahan lirik dari Nantikanku di Batas Waktu)

Lirik dari lagu aslinya (Nantikanku di Batas Waktu by Edcoustic) menjadi kontroversi di beberapa karena maknanya kurang cocok dengan makna dari ta'aruf (sebelum pernikahan). Nah, pada kesempatan kali ini, saya mencoba mengubah liriknya dan inilah hasilnya..

Percayakan kepada-Nya

Di kedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
tak ingin aku mengotori

Lewat keshalihanmu, yang ku tak tahu siapa dirimu
tak perlu cinta tanpa ikatan

sungguh walau kutahu rencana Tuhan pasti terbaik
namun sbagai manusia kadang ku alpa tiada sempurna

kalau memang sudahlah saatnya, Tuhan pertemukan kita
ku bawa kau pergi ke surga abadi
kini belumlah saatnya Tuhan pertemukan kita,
Percayakan kepada-Nya


Setelah disenandungkan jadi begini.. :)
https://soundcloud.com/imam-budiyanto/percayakan-kepada-nya